Foto Bersama Kepala Desa dan Sekretaris Desa (Dok. Ist) |
WARTATIMES.COM, SRAGEN – Tim KKN II UNDIP melakukan program kerja (proker) Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Baleharjo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Mereka menemui perangkat desa setempat untuk mengetahui lebih dalam tentang profil Desa Baleharjo dengan berbagai keunikan di dalamnya.
Mahasiswa Tim KKN II UNDIP melangsungkan proker KKN Profil Desa. Profil desa sendiri adalah proker untuk mendapatkan gambaran umum tentang kondisi serta potensi dari sebuah desa, mencakup berbagai aspek seperti geografi, demografi, serta sosial budaya. Dengan adanya profil desa yang lengkap dan akurat, pemerintah desa bisa mengidentifikasi kebutuhan serta potensi desa, oleh karenanya program-program pembangunan dapat terancang lebih efektif dan berkelanjutan.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa memilih Desa Baleharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah untuk menjadi obyek penelitiannya. Mereka menemui langsung sekretaris desa untuk mencari tahu sejarah serta momen-momen penting yang pernah dialami di desa tersebut dan berbagai warisan budaya di dalamnya.
Menurut mahasiswa desa tersebut mempunyai sejarah yang unik. Dari hasil wawancara bersama sekretaris Desa, Desa Baleharjo pada awalnya dipimpin oleh Mbah Joko Suranto yang tinggalnya di Desa Pare, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen. Berlanjut, Desa Baleharjo sendiri pernah terbagi menjadi beberapa dusun/kebayan pada masa kepemimpinan Mbah Darto Wiharjo dari tahun 1944-1976.
“Pada masa kepemimpinannya, desa tersebut terjadi keraman atau masalah dengan hilangnya stempel desa yang sebelumnya bernama Bulukan. Oleh sebab itu, perangkat desa menyetujui perubahan nama menjadi Baleharjo untuk menghindari penyalahgunaan dari stempel tersebut yang bisa dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab,” ungkap Sekretaris Desa yang sejarah itu juga dituliskan dalam Buku Pinjaman yang dimiliki Perangkat Desa.
Kesenian Di Desa Baleharjo
Desa yang kini dipimpin oleh Andhi Affendhi itu menyimpan berbagai kesenian yang menjadi warisan kearifan lokal setempat. Mahasiswa KKN Tim II UNDIP menilai bahwa kesenian tersebut menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat serta terus dilestarikan dari generasi ke generasi di Desa Baleharjo.
Salah satu kesenian yang masih dilestarikan di Desa Baleharjo adalah Tayub. Kesenian Tayub merupakan perpaduan unsur tari, musik, dan tradisi yang unik. Diketahui kesenian tersebut populer di berbagai daerah Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Biasanya pertunjukan itu diadakan di hajatan pernikahan, bersih desa, atau acara adat lainnya. Tayup terdiri dari tarian-tarian yang dimainkan penari wanita (ledhek) dan diiringi music gamelan. Tayub identik dengan suasana meriah serta penuh keceriaan,” tutur sekretaris Desa.
Kesenian lain yang masih terus dilestarikan Desa Baleharjo adalah Pencak Silat. Seni bela diri tradisional dari Indoensia itu melibatkan elemen fisik, mental, dan spiritualitas. Maka dari itu, Pencak Silat tidak hanya fokus pada teknik pertarungan, namun juga mengandung nilai-nilai budaya, filosofis, dan moral. Di Desa Baleharjo mempunyai 4 perguruan silay yakni Sh Teratai, Pager Musa, Kera Sakti, dan Tapak Suci.
Kondisi Geografis Desa Baleharjo
Berdasarkan buku yang dipinjamkan perangkat desa ke Mahasiswa, diketahui Desa Baleharjo memiliki letak wilayah dengan 6 Kebayanan dan dibagi ke dalam 37 RT yang terdiri dari 34 Dukuh.Kampung. Luas wilayahnya terbagi untuk sawah tadah hujan 172,2900 ha, luas tegalan 276,4100 Ha, pekarangan 163,1900 Ha, hutan 71,4500 Ha, dan sisanya utnuk lainnya sebanyak 28,6900 Ha.
Sementara itu untuk kondisi topografi Desa Baleharjo memiliki kondisi tanah kapur atau pultih dengan iklim tropis. Curah hujan di daerah tersebut sekitar 1700-1800 mm per tahunnya dengan suhu antara 10-31 celcius. Tinggi Desa Baleharjo ada di 75-300 m di atas laut
Demikian informasi tentang Profil Desa Baleharjo yang dikumpulkan oleh Mahasiswa Tim II KKN UNDIP melalui program kerjanya. Semoga Desa Baleharjo selalu senantiasa berjaya dengan berbagai kekayaan budaya, alam, dan masyarakatnya.